Si Bungsu (opname)
"Uwwwek......"
"Allahu Akbar" seruku saat melihat si Kecil muntah di pelukan Abinya. Bergegas kubuka laci nakas mengambil perlengkapan miliknya,tisu dan minyak telon. Setelah badannya kubersihkan menggunakan tissue,kubaluri tubuhnya dengan minyak telon. Si Abi segera menggendongn,ya dan membacakan ayat-ayat rukyah dan sholawat Nabi lalu ditiupkan ke seluruh tubuh si Kecil. Kebiasaan yang selalu kami lakukan bila diantara kami ada yang sakit. Tak berapa lama kemudian si Kecil kembali tertidur,masih dalam gendongan si Abi.
Pelan,tubuh kecil itu dibaringkan kembali setelah tempat tidur kubersihkan dan kuganti sepreinya. Bekas muntahannya di lantaipun sudah kubersihkan. Lampu kamar kumatikan,kuganti dengan menyalakan lampu tidur.
Tubuhku baru saja kurebahkan ketika si Kecil kembali bergerak gelisah. Refleks Aku terbangun dan kembali menyalakan lampu kamar. Si Kecil kembali muntah,kali ini cairannya lebih banyak. Aku panik. Belum sempat tubuh mungil itu kubersihkan, dia kembali muntah. Dengan sigap si Abi mengurus si Kecil seraya memintaku untuk segera berkemas. Dalam keadaan panik kuraih tas pelengkapan si Kecil. Popok,telon,minyak kayu putih,tissue,kaos kaki, beberapa potong pakaian dan selimut bayi kujejalkan ke dalamnya. Kami seakan dikerjar waktu. Bergegas kami membawanya ke rumah sakit. Dalam perjalanan si Kecil kembali muntah beberapa kali.
Pukul 03:00 kami tiba di IGD. Dokter segera mengambil tindakan. Tangisan si Kecil meraung memecah keheningan subuh saat jarum infus menancap di punggung tangannya. Tubuhnya semakin lemah.
"Anaknya nyaris dehidrasi, Bu. Kenapa lambat dibawa?" tanya dokter.
"Muntah ketiga kali,kami langsung bawa,Dok. Perjalanan empat puluh lima menit. Sepanjang jalan dia muntah." ucapku menjelaskan.
"Anak kecil gampang dehidrasi jadi sebaiknya jangan menunggu waktu lama untuk membawanya ke rumah sakit. Adik diopname saja yah Bu". Ucap si Dokter yang langsung kami iyakan. Si Abi bergegas mengurus segala administrasi sebelum si Kecil dipindahkan ke kamar perawatan.
Hatiku berdenyut nyeri melihat tubuhnya yang lemas tak berdaya.
"Mii....atiiiit....." rintihnya.
Komentar
Posting Komentar