FITNAH
Panah meluncur secepat kilat
Menancap, menghujam segumpal darah
pekat
Ujung matanya berkilat bertirai
sayu muslihat
Lengkung busur sinis nan manis,
berpeluk dalam mufakat
Caci bertopeng ratap mengalunkan
melodi yang memikat.
Aku,
Tegar meyakini Rakib Atid yang
telah tentu
Diam menerima segala lakon yang
berlaku
Menikmati paragraph luka yang seakan candu
Kelak…
Saat tak ada lagi makar yang mampu
mengelak
Kan kupinta penawar pada Sang Pemilik
Kehendak
Komentar
Posting Komentar