Mengatasi Writer's Block


                                                        

Bismillah...
Tantangan bagi seorang penulis adalah mampu menyajikan tulisan yang berbobot dan menarik bagi pembaca. Terkadang penulis sudah memiliki ide tulisan namun merasa bingung dan tidak tahu harus memulai tulisannya dari mana. Alhasil, tulis...coret, ketik...hapus, mikir...alat tulis digigit, termenung lama di depan laptop...blank. Kondisi seperti itu disebut writer's block atau kebuntuan dalam menulis. Nah, pertemuan BM PGRI kali ini akan membahas lebih lanjut tentang  writer's block.
Pertemuan malam ini dibuka oleh mbak Lely Suryani selaku moderator dan mbak Ditta  Widya Utami selaku narasumber. Sebelum memulai materi, diadakan simulasi berupa tantangan menulis bertema Pancasila dengan ketentuan :
  • Tulisan 1 paragraf (minimal 5 kalimat)
  • Berisi tentang pengalaman pribadi/ praktik baik
  • Tulisan atau pengalaman disesuaikan denagan profesi atau sebagai penulis
  • Harus berkaitan dengan salah satu sila Pancasila
Menurut wikipedia, writer's block adalah keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, lebih lambat dari biasanya atau merasa stress dan frustasi untuk menulis merupakan sebagian dari tanda-tanda WB. Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional.Karena WB umumnya tidak disebabkan oleh komitmen atau kompetensi menulis. WB bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan bahkan bertahun-tahun. 
Adapun penyebab WB dan solusi untuk mengatasinya antara lain:
  • Mencoba metode atau topik baru dalam menulis. Merasa asing dengan topik baru dapat diatasi dengan meneguhkan komitmen  dan banyak membaca referensi tambahan. Selain itu mempelajari teknik baru dan banyak berlatih menulis juga dapat meminimalkan dampak WB.
  • Stress, lelah fisik dan mental. Merasa dituntut untuk menyelesaikan tulisan dan diburu waktu, adalah pemicu utama sterss dan lelah fisik maupun mental. Namun, meski demikian, seeungguhnya menulis pun bisa dijadikan healing tebaik untuk mengatasinya. Caranya, dengan melakukan jurnal meditasi, yaitu menulis bebas untuk mengungkapkan apa yang sedang dirasakan, tanpa menghakimi semua perasaan yang ditulis. Buat tulisan yang ekspresif, curhat tentang segala yang dirasa.
  • Terlalu perfeksionis. Keinginan untuk selalu sempurna, dalam hal ini mengharapkan tulisan menarik lebih banyak pembaca dan mendapat lebih banyak komentar, ternyata menjadi penyebab WB. Ingin menghasilkan yang terbaik itu perlu. Tetapi, bila terlalu perfeksionis kita harus mampu mengerem diri. Tuntutan perfeksionis bisa jadi justru membuat kecepatan menulis kita berkurang, ide-ide melayang, sulit fokus ketika menulis, dsb. Jadi, tidak perlu sempurna, yang penting menulis dan berkarya.  


Tentukan tujuan akhir, ikuti prosesnya...Insyaa Allah akan mudah menyusuri jalan menuju tujuan.













Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Dasar Blog, Aku Padamu

Anatomi Buku

Pertemuan Pertama_ "kau yang ku tunggu"