Bakso Jumpa

 

Libur sekolah adalah momen yang sangat kami tunggu,karena hanya pada momen itulah kami sekeluarga dapat berkumpul dan menghabiskan waktu bersama. Seperti sore ini,kami memutuskan untuk JJS ke Taman Kota,sejenak melepaskan penat dari rutinitas keseharian kami. Hingga adzan maghrib berkumandang,kami memutuskan untuk shalat berjama'ah di masjid terdekat,lalu lanjut berkeliling lagi mencoba beberapa wahana permainan di Taman Kota ini. 

Puas berkeliling, kami mampir ke sebuah warung bakso lesehan. Warung ini sempat diviralkan oleh Bude Ochi. "Baksonya enak,ownernya masih muda,gwanteng,warungya besar dan bersih,harga kaki lima rasa bintang lima",itulah kalimat promosi Bude Ochi kala itu. Kami memilih meja yang berdekatan dengan meja kasir yang merangkap meja pemesanan. 

"Mas,bakso spesial tiga porsi,minumnya air putih saja tambah segelas jeruk hangat yah," pesan si Sulung. Si Abang bakso malah tampak bingung,sejenak matanya memindai kami satu persatu,tatapannya berhenti lama pada si Abi,suamiku. Seorang pemuda sekitaran dua puluh tahunan. Ah...kenapa wajahnya terlihat cukup familiar 

"Mas,porsi spesial tiga,yah. Jeruk hangatnya segelas",ulang si Sulung tersenyum. Aku hanya memperhatikannya dari tempat duduk kami. 

"I...iya Neng,ditunggu,yah",jawabnya tergagap lalu menyerahkan nota pesanan kepada pelayan.

Sambil menunggu pesanan,si Sulung bercerita tentang persiapannya sebagai peserta Fahmil Qur'an pada MTQ tingkat Provinsi yang akan diadakan di Banggai pertengahan Juli mendatang. Sudut mataku dapat menangkap bahwa "si Mas" tadi masih mencuri-curi pandang ke arah kami. Saat pandangan kami bertemu,dia langsung tersenyum ramah yang hanya ku balas anggukan. Senyum itu...aku pernah lihat sebelumnya,tapi di mana....?.Tak lama kemudian,pesanan kami datang dan diantarkan sendiri oleh 'si Mas' meja kasir. Lincah tangannya meletakkaan pesanan kami tadi. Aromanya benar-benar menggugah selera.

"Selamat menikmati,Tadz",katanya. Sontak,kami langsung saling berpandangan."Saya Faqih,santri Aliyah  alumni 2016 lalu,"lanjutnya tetap tersenyum.

"Maa syaa Allah...,"aku dan si Abi berseru kompak.

"Boleh bergabung Tadz?"tanyanya sopan yang kami balas anggukan.

"Sama bosnya,tidak apa-apa?"tanyaku memastikan.

"Insyaa Allah...tidak Umi"katanya seraya menarik kursi untuk dia duduki. Senyumnya tidak pernah lepas dari bibirnya. Sejak dulu dia memang murah senyum. Enam tahun mondok di tempat si Abi mengajar,membuat kami mengenal karakternya. Santri yang santun,rajin dan berprestasi. Sambil menikmati jeruk hangatnya,si Abi dan si Faqih berbicara tentang banyak hal. Aku dan anak-anakku hanya menjadi pendengar karena kami masih sementara makan.

"Ini Adaliah kan?"tanyanya setelah melihat makanan kami habis.

  

Bersambung...








 





Komentar

  1. Makan basok sekeluarga momen paling indah ,ya Bu semoga sehat selalu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelatihan Dasar Blog, Aku Padamu

Anatomi Buku

Pertemuan ke tiga