Pertemuan ke dua kita
Jum'at malam kemarin, harusnya saya mengikuti pertemuan ke dua pelatihan group menulis dan membuat resume dari pertemuan itu, tetapi baru sepuluh menit mengikuti pertemuan saya harus undur diri karena satu dan lain hal. Jangan ditanya rasanya...nano-nano manjalita kalau istilah anak tetangga sebelah. "Sabar...Insyaa Allah masih ada waktu menyelesaikan resume sebelum pertemuan berikutnya," hiburku sendiri.
Narasumber pada pertemuan ke dua ini adalah Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd yang akrab disapa Ibu Kanjeng. Beliau adalah seorang guru pegiat literasi penulis , editor, motivator dan pengurus PGRI Surakarta, Jawa Tengah.
Mengapa menulis menulis menjadi passion yang menjajnjikan? Jawabannya ternyata adalah karena menulis dipandang sebagai indikator intrelektualitas dan kematangan berfikir. Alasan lainnya adalah karena hingga hari ini, profesi penulis adalah salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara intelektual.
Pada pemaparan selanjutnya dijelaskan bahwa beberapa hambatan dalam menulis antara lain: merasa tidak memiliki bakat menulis, tidak memiliki waktu, tidak memiliki ide, tidak mau dikritik dan tidak suka menulis.
Menurut ibu Kanjeng, menulis dapat dimulai dengan kata "mengapa". Ide boleh didapat dari hasil berselancar di internet tetapi sebaiknya ditulis lagi dengan kalimat yang mudah dikuasai. Seorang penulis harus sabar, artinya seorang penulis dituntut untuk mampu mengalahkan rasa malas, mampu merubah mindset, dan mampu menikmati semua proses untuk menjadi penulis andal. Harus menanamkan dalam diri bahwa kita memliki potensi yang bisa dikembangkan.
Pada materi kali ini, dijelaskan juga bagaimana langkah-langkah menjadi penulis yang baik, bagaimana menyiapkan tulisan sehingga layak untuk disajikan ke khalayak umum. Ibu Kanjeng juga menceritakan bagaimana awal mulanya sehingga beliau bisa mencintai dunia literasi hingga akhirnya menjadi seorang penulis seperti sekarang.
Sesi selanjutnya adalah sesi tanya jawab. Dari 20 pertanyaan yang masuk,ada 2 pertanyaan yang sangat mewakili saya, yaitu pertanyaan nomor 16 oleh ibu Elok Dewi dari Padang dan pertanyaan nomor 17 oleh ibu Enje.
Bagaimana menjaga mood menulis agar tetap stabil? Terlebih dahulu rubahlah mindsetnya bahwa writing is my passion. Jangan keluar dari komunitas. Buat target untuk menulis,anggaplah bahwa target itu adalah utang yang harus dipenuhi. Itulah salah satu alasan dari Ibu Kanjeng membuat tantangan menulis.
Bagaimana membuat tulisan yang enak dibaca, menarik dan bermanfaat? Buatlah awal cerita dengan kalimat yang membuat pembaca penasaran. Dan hal itu hanya bisa dilakukan bila kita sering latihan dan membaca. Intinya jangan pernah takut tulisan yang kita hasilkan itu tidak enak dibaca atau tidak menarik, yang terpenting adalah kita sudah membuat tulisan sesuai dengan standar yang ada, tulisannya mengalir apa adanya.
Benar-benar materi yang luar biasa. Terimakasih Ibu Kanjeng...
Bila engkau ingin mengenal dunia, membacalah...
Bila engkau ingin dikenal dunia, menulislah...
Masya Allah UMM, semangat untuk menerbitkan Buku solo
BalasHapusTerimakasih bund...
HapusMantap
BalasHapusTerimakasih pak🙏🏻
HapusKeren. Agar resumenya terlihat ebih cantik, boleh tambahkan gambar pendukung tulisan. Semangat terus ya.
BalasHapusTerimakasih atas sarannya Bu 😊🙏🏻
HapusSemangat Bu, mampir ya
BalasHapusCakep buu. Smangat selalu yaa
BalasHapusKeren resumenya, semangat terus.
BalasHapuskeren, tetap semangat menulis
BalasHapusIndah banget
BalasHapusMantaaap ... Pokok e maju terus mantang menyerah ya bu ... 😅
BalasHapusBagus bu tulusannya
BalasHapusNamun asaku sebatas angan
BalasHapusBerhenti pada keterbatasan
Ingin ku kandaskan semua ragu
Agar ku mampu memecah pilu