Bakso PDKT 2


 "Tak perlu dibayar Tadz,hari ini gratiss",katanya.
"Terima kasih Nak. Tapi tidak usah, nanti memberatkan kamu". Dari meja kami percakapan mereka di depan meja kasir masih dapat didengar.

"Tidak memberatkan sama sekali. Anggap saja saya sedang menjamu guru saya".

"Jangan Faqih,nanti gaji kamu dipotong loh...",kataku yang sudah berdiri di samping keduanya.

"Lah...yang punya warung inikan Mas Faqih sendiri, Bu",serobot Si Mas dari balik meja kasir. Kami serempak memandang si Faqih yang tersenyum salah tingkah.

"Beneran Mas?"tanyaku pada si Mas Kasir.

"Sueer Bu,warung ini memang punya Mas Faqih,warung ayam geprek di seberang jalan sama ...".

"Boleh saya minta nomernya,Tadz?"tanya si Faqih memotong ucapan si Mas Kasir

"Oh...iya,boleh",kata si Abi seraya menyebutkan nomer Hpnya.

"Terimakasih,Tadz. Kalau nomernya dik Adaliah boleh saya minta juga,Tadz". Aku dan si Abi berpandangan.

"Tergantung orangnya. Bagaimana Del,boleh?"si Abi bertanya pada si sulung.

"Eh...i...iya,boleh",si sulung gugup,wajahnya bersemu merah.

"Saya juga izin untuk sesekali menghubungi dik Adel,Tadz",lanjut si Faqih. Aku tersenyum,sudah menebak maksudnya.

"Ehm...Bakso PDKT nih judulnya",celutuk si Mas Kasir seraya tersenyum penuh arti. Si Faqih langsung melotot ke arahnya sementara si mas Kasir cuma nyengir tak bersalah. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blog Sebagai Sarana Pembelajaran

Pertemuan Pertama_ "kau yang ku tunggu"