Dia
Dia,Harun Al Farizi,sahabat masa kecilku,sekaligus mantan tunangan yang meninggalkanku sebulan sebelum hari akad nikah kami. Bila ada yang bertanya bencikah aku? Jawabannya...TIDAK walau tak ku pungkiri ada luka dan...malu. Namun,sejak lama telah ku ikhlaskan segala rasa sakit dan kecewa atas sikapnya waktu itu. Kutanamkan keyakinan di dalam hati bhwa kami memang hanya ditakdirkan bersama sebagai sahabat,bukan sebagai pasangan hidup.
Dia, masa lalu yang tak akan pernah menjadi masa depan. Dia telah menemukan bahagianya dan ku yakin,aku pun akan menemukan bahagiaku. Ku lirik Mas Hanif di sampingku,lelaki yang pagi tadi resmi menjadi imamku.
"Dia masa lalumu Dik,dan aku masa depanmu. Insya Allah mulai hari ini,kita akan melangkah bersama untuk meraih ridhoNya",bisik Mas Hanif. Ku tatap wajah itu,senyumnya meneduhkan. Ku balas senyumnya sambil mengangguk.
"Bismillah...
Komentar
Posting Komentar