Paket

 Tok...tok...tok...

"Pakeeet..."

Nyaring terdengar sampai ke dapur. Cuek beibeh. Tetap kulanjut bercengkrama bersama si bumbu dapur kesayangan.

"Paaakeeeeet..."

Terdengar lagi,lebih nyaring. Sejenak terdiam mengingat-ingat kembali tentang pesanan on line. Tidak ada... berarti pesanan Bude Ochi,tetangga depan. Mantap ku lanjutkan mengulek cabe dan kawan-kawan, bakal sambel teri request dari si Abi,suami tersayang.

"Pakeeet...paekeeeet...paaaakeeeeet...Fadilah Adaliah...any body home....?"

Makin nyaring. Kali ini diiringi dengan menyebutkan nama si pemilik paket. Eh...itukan nama si Sulung? Segera ku letakkan si hitam manis yang dibesarkan seperti anak sendiri. Bergegas ku langkahkan kaki menuju pintu depan.

Ceklek... Ku dapati Kang paket langganan warga kompeks tegak manis di depan pintu. Wajahnya tertutup masker. Dari sudut matanya yang menyipit, ku tahu dia tersenyum, entah manis atau pahit.

"Paket Bu,Fadilah Adaliah Rahman,tadi sudah saya telpon-telpon, tapi ga' dijawab,si Kakak tidur yah Bu?",terangnya sebelum ku tanya. 

"Enggak Kang,lagi di kamar mandi kayaknya.Bentar yah Kang'', ujarku seraya berlalu. Ku hampiri si Sulung yang baru keluar dari kamar mandi.

"Kakak pesan barang?".

"Iya Mi',kok tahu?"

"Paketnya di depan". 

Lekas si Sulung berlari ke depan. Semangat 45 menyambut si paket,bukan si Akang paket.

"Mi' bayarin yah,please... Sudah izin order sama Abi,tapi katanya uangnya minta sama Ummi". Terang si Sulung penuh harap. Seketika alisku mode angry bird.

"Tunggu yah Kang. Duduk dulu...",ucapku pada si Kang Paket. Ku langkahkan kaki ke kamar setelah bertanya tagihannya. Kompak si Sulung dan si Abi mengerjaiku,mereka memang kurang setuju sewaktu tahu barang yang akan ku order. Ku buka dompet,ku elus manja si Merah dan si Biru sambil mengucapkan kalimat perpisahan. Sejatinya,mereka memang untuk Kang Paket tetapi itu masih menunggu untuk beberapa hari ke depan. Barang belum di order,si Merah dan si Biru sudah pamit duluan. Bulan ini auto gagal bersilaturrahim dengan si Lazada.

Bergegas ku ayunkan kaki kembali ke teras depan. Si Akang dan si Sulung asyik ngerumpi tentang si Marmut peliharaan si Abang,putra kedua ku.

"Terimakasih Bu...".

"Kang,boleh foto dulu? untuk bahan tugas menulis",kata ku pada si Akang.

"Boleh Bu".

Cekrek...


"Terimakasih,Kang...".


Komentar

  1. Si Merah dan Si Biru nanti juga datang lagi.. in syaa Allah

    BalasHapus
  2. Masih ada beberapa si hijau yg nungguin dompet Bu u

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blog Sebagai Sarana Pembelajaran

Pertemuan Pertama_ "kau yang ku tunggu"