Ikhlas Ku Lepas...

"De' hari ini kakak mau pulang," ucapmu yang langsung ku balas hamdalah. " Tapi, K'Ros tidak pulang ke pondok, kakak ada janji mau ketemu Ustaz Syamsu hari ini. Bilang sama Abi jangan lupa kiriman Al-Fatihahnya, kakak tunggu," lanjutmu penuh semangat. "Kalau tidak, kak Ros merajuk," sambungmu lagi lalu benar-benar pergi tanpa menoleh dan memberiku kesempatan untuk menjawab semuanya. Astagfirullah...seruku. Ku lirik jam di atas nakas, 04.00. Si bungsu sementara terbangun minta diASIhi.

Pagi ini aku kurang bersemangat untuk beraktifitas. Kilasan mimpi semalam masih terus membayangi ingatan. "Semuanya hanya bunga tidur, semoga yang terjadi justru sebaliknya", ucapku dalam hati mencoba menguatkan diri. Meskipun merasa malas, bergegas ku siapkan sarapan untuk suami dan anak-anakku. 

Empat raka'at dhuha telah ku kerjakan. Kilasan mimpi kembali terbayang. "Allohumma Anta Syaafi Laa Syifa'a Illaa Syifaa uka...Ya Allah, Engkaulah yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuahan dariMu", lirihku. 

Jam digital sudah menunjukkan angka 06.50, semua sudah beres, saatnya bergegas ke tempat jihad sekaligus sebagai tempat mengais rezeki, kembali kuusap layar ponsel, pesan yang ku kirim semalam belum jua centang biru. 

Kebetulan hari ini ada teman yang membawa suguhan. Hmmpt...acar timun campur nenas dan irisan bawang merah kesukaanku, semoga bisa mengembalikan mood hari ini, tanpa ragu akupun bergabung dengan rekan lain untuk mencicipi suguhan itu.  "Kok lesu Umm?" sapa seorang teman yang hanya ku balas dengan senyum kecil. Di sela-sela menyantap hidangan, ingatanku tertuju pada Hp yang sebelumnya ku tinggalkan di laci meja. Bergegas ku raih benda itu untuk memeriksa notif yang masuk. Pukul 10.00, 5 panggilan tak terjawab dan 4 chat dari nomor berbeda. Bergegas ku buka satu per satu pesan itu. Seakan waktu berhenti sejenak, tubuhku bergetar, air mata tanpa permisi meluruh, lirih tangisku tak mampu lagi tertahan. Berita itu...

Sosok itu, yang sepekan kemarin pamit unuk berobat ke Makassar akhirnya menyerah setelah bertahun-tahun berjuang melawan penyakitnya. Sosok yang selalu optimis menatap hari esok. Sosok yang selalu menularkan cerianya kepada orang-orang di sekitarnya. Sosok yang selalu menyebut dirinya sendiri " si Toa" karena suara cemprengnya yang menjadi ciri khasnya. Sembilan tahun kebersamaan bukanlah waktu yang singkat. Suka duka, pasang surut semangat kerja dan banyak hal lain yang menghiasi perjalanan pertemanan kami. Tak ada hubungan darah dan kekerabatan tetapi dekat layaknya saudara. 

Istirahatlah Kak Ros... kami yang mengenalmu menjadi saksi akan kebaikan semasa hidupmu. Kami akan merindukan khasnya suaramu.

Istirahatlah...kami tahu engkau lelah. Insya Allah walau berat, kami akan Ikhlas melepasmu.

Istirahatlah...sebelum kembali memulai perjalanan panjang menuju tempat yang sebenarnya.




Cat: - Almarhum Ustaz Syamsu adalah Pimpinan Pondok Pesantren Madinatul Khairaat Buntuna.

        - Abi adalah sapaan akrab Almarhumah kepada suamiku.









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blog Sebagai Sarana Pembelajaran

Pertemuan Pertama_ "kau yang ku tunggu"